MEMBACA INDONESIA, 12 Maret 2011 di Gedung THOMAS AQUINAS UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG.
Pembacaan Sajak-sajak oleh GUS MUS (Rembang), SITOK SRENGENGE (Depok) dan TIMUR SINAR SUPRABANA (Semarang).
Penanggungjawab: BENO SIANG PAMUNGKAS.
====================================================
NEGERIKU
mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok dibri rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
====================================================
DI NEGERI AMPLOP
…
Amplop-amplop di negeri amplop
Mengatur dengan teratur
Hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop-amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negeri amplop
Amplop-amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja
1414
====================================================
NEGERI HAHA HIHI
(A. Mustofa Bisri)
Bukan karena banyaknya grup lawak maka negeriku selalu kocak.
Justru grup-grup lawak hanya mengganggu dan banyak yang bikin muak.
Negeriku lucu dan para pemimpinnya suka mengocok perut:
Banyak yang terus pamer kebodohan dengan keangkuhan yang menggelikan.
Banyak yang terus pamer keberanian dengan kebodohan yang mengharukan.
Banyak yang terus pamer kekerdilan dengan teriakan yang memilukan.
Banyak yang terus pamer kepengecutan dengan lagak yang memuakkan. Ha ha…
Pejuang keadilan jalannya miring
Penuntut keadilan kepalanya pusing
Hakim main mata dengan maling
Wakil rakyat baunya pesing. Hi hi …
Kalian jual janji-janji
untuk menebus kepentingan sendiri
Kalian hafal pepatah-petitih
untuk mengelabui mereka yang tertindih.
Pepatah-petitih, ha ha…
Anjing menggonggong kalian terus berlalu
Sambil menggonggong kalian terus berlalu
Ha ha, hi hi……
Ada udang di balik batu
Otaknya udang kepalanya batu
Ha ha, hi hi……
Sekali dayung dua pulau terlampaui
Sekalu untung dua pulau terbeli
Ha ha, hi hi……
Gajah mati meninggalkan gading
Harimau mati meninggalkan belang
Kalian mati meninggalkan hutang
Ha ha, hi hi……
Hujan emas di negeri orang hujan batu di negeri sendiri
Lebih b aik yuk hujan-hujanan caci-maki
Ha ha, hi hi……
====================================================
AKU MASIH SANGAT HAFAL NYANYIAN ITU
Oleh: KH. A. Mustofa Bisri
Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita
bersama
Sejak kita di sekolah rakyat
Kita berebut lebih dulu
menyanyikannya
Ketika anak-anak disuruh
Menyanyi di depan klas
satu-persatu
Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak
menyanyikan lagu itu
bersama-sama
Sudah lama sekali
Pergaulan sudah tidak
seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau
tersihir pesona dunia
Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat
hafal nyanyian itu, sayang
Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya
kembali
Bersamamu
Indonesia
tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu
dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan
bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup
mata
Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian
dan dendam
Serta maraknya rasa tega
Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu
Kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada
sendu
Indonesia tanah air
kita
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu
dihina-hina bangsa
Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan
dunia
Tempat bertarung merebut kuasa
Sampai entah kapan
akhirnya
Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi
bersama lagi
Lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti
dulu
Rembang, 2000
0 komentar:
Posting Komentar