Sudah sangat umum didengungkan oleh semua bangsa, bahwa masa depan suatu bangsa bergantung pada kualitas pemuda bangsa tersebut. Baik dan buruknya, maju dan mundurnya bangsa Indonesia harus kita selesaikan bersama.
Laporan kementrian dan kebudayaan 2011 menyebutkan 489.000 anak usia Sekolah dasar(SD) drop Out(DO), 366.000 anak tidak dapat melanjutkan sekolah hingga SMP dengan alasan yang mendalam yaitu mereka tidak memiliki biaya untuk sekolah. Data ini cukup mencengangankan dengan jumlah yang sangat tnggi, oleh sebab itu pemerintah harus memiliki langkah-langkah strategis untuk mengurangi angka Siswa DO.
Jika memang demikian faktanya, apakah kita akan mengandalkan pemerintah dengan segala bentuk formalitas pendidikan yang dibangun? lalu apa peran masyarakat dan pemuda sebagai agen perubaha yang akan memberi warna pada bangsa?
Pendidikan sebagai sebuah solusi perbaikan bangsa, harus dimulai dari peserta didik sebagai objek sekaligus subjek pendidikan. pemuda sebagai tunas bangsa memiliki peranan sangat penting bagi kemajuan bangsa. Pemuda (pelajar) sebagai estafet kepemimpinan bangsa adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri oleh bangsa ini. Megingat peran dan tanggung jawab yang diemban sebagai agen perubahan.
Bangsa ini akan maju ketika pemuda hari ini bisa memutus rantai kebobrokan para pendahulunya dengan semangat kreatifitas. Karena kualitas pemuda tidak bisa hanya mengandalkan formalitas pendidikan yang disediakan oleh penyelenggara negara, meskipun hal ini juga penting.
Dengan segala potensi yang dimiliki pemuda, sudah sewajarnya jika harapan ini terus muncul di setiap benak jiwa bangsa ini. Eksistensi pemuda sebagai gerak nadi perubahan dituntut untuk selalu berkualita. Kualitas ini tentunya merujuk pada kualitas kecerdasan sebagai manifestasi generasi yang berilmu.
Dengan segala kekuatan dan kelebihan yang ada, kita tidak boleh hanya berdiam diri dalam segala bentuk gegap gembira kenyamanan. Sebagai generasi revolusioner pemuda memiliki kewajiban untuk melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi kehidupan bangsa. tentunya kita tidak akan membiarkan ibu pertiwi untuk terus menerus berlinangan air mata.
Kondisi yang kita alami sekarang ini, tidak akan berubah jika dibiarkan saja tanpa ada upaya serius dan sistematis dari senua pihak. Harapanya adalah bangsa ini kedepan akan mencapai cita-cita besarnya, "baldatun thayibah wa robul ghofur'" wa Allahu a'lam bishawab.
jutaan waktu
telah kau korbankan
mta air air matamu
dengan belaian kasih
kau besarkan aku
aku tak tau
harus balas apa
dengan senyummu
aku bahagia
memang berat untuk
tersenyum
dengan derita di dada
hanya satu harapanmu
aku bisa membuatmu
tersenyum
karena tangismu tiap malam
belum juga menyadarkan aku
kau hanya bisa berdo'a
karena ku tahu engkau
tak lagi punya biaya
demi senyum anak bangsa
tapi tunggulah aku
aku ingin kau tersenyum
meski hanya sebentar
anakmu yang dulu nakal
bisa membuat bangsa tersenyum
demi cita-citamu
demi harapanmu
demi terkabulnya do'a-do'amu
sang pemimpi
Oleh : Ubaydillah Faqih (joga, 29 Desember 2011)
Laporan kementrian dan kebudayaan 2011 menyebutkan 489.000 anak usia Sekolah dasar(SD) drop Out(DO), 366.000 anak tidak dapat melanjutkan sekolah hingga SMP dengan alasan yang mendalam yaitu mereka tidak memiliki biaya untuk sekolah. Data ini cukup mencengangankan dengan jumlah yang sangat tnggi, oleh sebab itu pemerintah harus memiliki langkah-langkah strategis untuk mengurangi angka Siswa DO.
Jika memang demikian faktanya, apakah kita akan mengandalkan pemerintah dengan segala bentuk formalitas pendidikan yang dibangun? lalu apa peran masyarakat dan pemuda sebagai agen perubaha yang akan memberi warna pada bangsa?
Pendidikan sebagai sebuah solusi perbaikan bangsa, harus dimulai dari peserta didik sebagai objek sekaligus subjek pendidikan. pemuda sebagai tunas bangsa memiliki peranan sangat penting bagi kemajuan bangsa. Pemuda (pelajar) sebagai estafet kepemimpinan bangsa adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri oleh bangsa ini. Megingat peran dan tanggung jawab yang diemban sebagai agen perubahan.
Bangsa ini akan maju ketika pemuda hari ini bisa memutus rantai kebobrokan para pendahulunya dengan semangat kreatifitas. Karena kualitas pemuda tidak bisa hanya mengandalkan formalitas pendidikan yang disediakan oleh penyelenggara negara, meskipun hal ini juga penting.
Dengan segala potensi yang dimiliki pemuda, sudah sewajarnya jika harapan ini terus muncul di setiap benak jiwa bangsa ini. Eksistensi pemuda sebagai gerak nadi perubahan dituntut untuk selalu berkualita. Kualitas ini tentunya merujuk pada kualitas kecerdasan sebagai manifestasi generasi yang berilmu.
Dengan segala kekuatan dan kelebihan yang ada, kita tidak boleh hanya berdiam diri dalam segala bentuk gegap gembira kenyamanan. Sebagai generasi revolusioner pemuda memiliki kewajiban untuk melakukan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi kehidupan bangsa. tentunya kita tidak akan membiarkan ibu pertiwi untuk terus menerus berlinangan air mata.
Kondisi yang kita alami sekarang ini, tidak akan berubah jika dibiarkan saja tanpa ada upaya serius dan sistematis dari senua pihak. Harapanya adalah bangsa ini kedepan akan mencapai cita-cita besarnya, "baldatun thayibah wa robul ghofur'" wa Allahu a'lam bishawab.
jutaan waktu
telah kau korbankan
mta air air matamu
dengan belaian kasih
kau besarkan aku
aku tak tau
harus balas apa
dengan senyummu
aku bahagia
memang berat untuk
tersenyum
dengan derita di dada
hanya satu harapanmu
aku bisa membuatmu
tersenyum
karena tangismu tiap malam
belum juga menyadarkan aku
kau hanya bisa berdo'a
karena ku tahu engkau
tak lagi punya biaya
demi senyum anak bangsa
tapi tunggulah aku
aku ingin kau tersenyum
meski hanya sebentar
anakmu yang dulu nakal
bisa membuat bangsa tersenyum
demi cita-citamu
demi harapanmu
demi terkabulnya do'a-do'amu
sang pemimpi
Oleh : Ubaydillah Faqih (joga, 29 Desember 2011)
0 komentar:
Posting Komentar