melangkah dan terus melangkah
dengan ratapan jalan kehidupan
melihat hidup yang biru
bersama, berdua,atau sendiri
hidup seperti air yg mengalir
siang berganti malam, malam berganti siang
siang berganti malam, malam berganti siang
menghitung hari yang tiada usai
kusam, penuh harapan
bersandar di sebuah pintu
melihat orang berbondong-bondong dengan tasnya
melangkah dari satu pintu ke pintu lainya
tinggalkan do'a- do'a malaikat dan seisi lautan
menjumputnya lagi, pulang pergi
seakan mengejek dan melambai-lambai
satu dua kali ku terdiam
satu dua hari ku bertahan
mematikan hati dan pikir
menjadi batu-batuan di sebuah goa
dengan tetesan embun yang menetes di setiap harinya
aliran sungai yang mengalir menghiasi tiap hari-hariku
air yang jernih, menyejukan, melepas dahaga
hanyutkan kotoran dan sampah-sampah kehidupan
satu dua kali seakan ku terhanyut olehnya
satu dua kali ku terhempas olehnya
berat terasa, tak mau tinggalkan goa
embun yang kian menetes, menggoreskan lagkah-langkah kakiku
mengalahkan bebatuan yang menciut,
melangkah dan memberanikan diri
berdiri, membuka pintu
langahkan kaki tapi bukan tinggalkanya
melangkah dan terus melangkah
dengan ratapan jalan kehidupan
melihat hidup yang biru
bersama, berdua,atau sendiri
Oleh : hakim asnawi (januari 2012)
dengan ratapan jalan kehidupan
melihat hidup yang biru
bersama, berdua,atau sendiri
hidup seperti air yg mengalir
siang berganti malam, malam berganti siang
siang berganti malam, malam berganti siang
menghitung hari yang tiada usai
kusam, penuh harapan
bersandar di sebuah pintu
melihat orang berbondong-bondong dengan tasnya
melangkah dari satu pintu ke pintu lainya
tinggalkan do'a- do'a malaikat dan seisi lautan
menjumputnya lagi, pulang pergi
seakan mengejek dan melambai-lambai
satu dua kali ku terdiam
satu dua hari ku bertahan
mematikan hati dan pikir
menjadi batu-batuan di sebuah goa
dengan tetesan embun yang menetes di setiap harinya
aliran sungai yang mengalir menghiasi tiap hari-hariku
air yang jernih, menyejukan, melepas dahaga
hanyutkan kotoran dan sampah-sampah kehidupan
satu dua kali seakan ku terhanyut olehnya
satu dua kali ku terhempas olehnya
berat terasa, tak mau tinggalkan goa
embun yang kian menetes, menggoreskan lagkah-langkah kakiku
mengalahkan bebatuan yang menciut,
melangkah dan memberanikan diri
berdiri, membuka pintu
langahkan kaki tapi bukan tinggalkanya
melangkah dan terus melangkah
dengan ratapan jalan kehidupan
melihat hidup yang biru
bersama, berdua,atau sendiri
Oleh : hakim asnawi (januari 2012)
0 komentar:
Posting Komentar